Minggu, 16 November 2008

Solusi Pemanfaatan Lahan Bekas Pertambangan Emas di KalBar



Pemanfaatan Lahan Bekas Pertambangan Emas di Kalimantan Barat sebagai Lahan Pembudidayaan spirulina sebagai Bahan Baku Biodiesel dengan Sistem Kolam Terbuka
Oleh : Dilham,Heri S,Eldo,Astro

Pendahuluan:
Luas bekas pertambangan emas dikalimantan barat pada tahun 1999 sekitar 2 juta ha.Hal ini belum banyak dikelola dan memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia dan merupakan lahan tidur karena tidak dapat dipergunakan lahan pertanian dan perkebunan karena tekstur tanah yang kekurangan unsur hara dan solusi penangannya belum tepat sasaran. Pemanfaatan lahan ini dapat memberikan dampak sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat
Kelangkaan BBM khususnya solar adalah salah satu alasannya.Perpres no 5 Tahun 2006 tentang kebijakan Energi Nasional,mencari sumber minyak nabati yang dapat dikembangkan di indonesia sehingga dapat membantu mengatasi kekurangan solar dan dapat dibudidayakan pada lahan bekas pertambangan emas.
Global Warming, diakibatkan oleh gas karbondioksida,peningkatan suhu yang dapat menyebabkan mencair es dikutup
Spirulina,berpotensi sebagai sumber penghasil biodisel yang potensial
Spirulina adalah suatu multiselular, filamentous cyanobacterium. Di bawah mikroskop, Spirulina kelihatan sebagai kawat pijar hijau biru yang tersusun atas sel-sel silindris tidak bercabang, berbentuk sekerup trikoma-trikoma.Kawat tersebut adalah motil(gambar 1)(Richmond et al,1982; Yanagimato and Saitoh,1982; Vonshak,1997;Orrio civeri,2007).
Medium untuk pertumbuhan spirulina harus memiliki rentang pH 8-11 serta memiliki intensitas cahaya 20 dan 30 Candela.mikroalga ini tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa cahaya(orrio civeri,2007))

Pengembangan spirulina dengan sistem kolam terbuka :
- suhu berkisar diantara 20-300C
- pupuk majemuk yaitu N:P:K(20:20:20)
- NaHCO3.sodium karbonat ini berfungsi untuk mempertahankan pH
- mikronutrient-mikronutrien
- pH berkisar diantara 8-11
- intensitas cahaya 20 dan 30 klx
Contoh desain kolam terbuka yang sudah dimodifikasi(raceway ponds) untuk pembudidayaan mikroalga:
Penjelasannya:
Raceway ponds adalah salah satu modifikasi dari sistem kolam terbuka tradisioanl.pada sistem kolam dibuat sebagai suatu sistem tertutup dimana pada kolam arus akan mengalir dengan bantuan suatu roda siduk yang berfungsi untuk membentuk arus dan hal ini bertujuan agar tidak terbentuk sedimentasi pada kolam.dinding kolam dilapisi dengan semen dan diberi plastik putih.Hal in bertujuan untuk menghindari kontaminasi dari lingkungan sekitar dan dari ganggan jenis lain.kemudian pupuk dan mikronutrien akan diberikan didepan roda siduk sehingga melalaui roda ini semuanya akan dapat tersebar merata.Sehingga haranya semua spirulina yang ada akan memperoleh asuapan nutrisi yang sama sehingga bertumbuh dengan baik.kemudian untuk pH dibentuk dengan bantuan sodium karbonat dan kisaran pH 8-11 dipertahankan dengan bantuan senyawa ini demikian juga dapat dimasukan didepan roda siduk.kemudian mengenai sumber air untuk mengisi kolam tempat pemgembangan spirulina bisa berasal dari air tawar yang terjamin kebersihannya
Keuntungan dari pengembangan mikroalga dengan sistem kolam terbuka :
a. Kolam terbuka menggunakan gas karbon dioksida lebih sedikit dibandingkan dengan fotobioreaktor
b. Lebih murah dibandingkan dengan sistem pengembangan lain seperti fotobioreaktor hasl ini disebabkan beberapa persyaratan hidup sudah tersedia oleh alam
c. Mengurangi dampak dari global warming karena konsumsi karbondioksida(CO2) oleh mikroalga.
Perbandingan minyak yang dihasilkan oleh mikroalga dan beberapa tanaman penghasil minyak nabati
Alasan pembudidayaan spirulina diibandingkan dengan mikroalga jenis lain :
· Telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap spirulina sehingga banyak hal yang sudah diteliti mengenai jenis mikrolaga ini sehingga berbagai informasi dapat diperoleh.
· Banyak manfaat yang diperoleh dari mokroalga jenis ini.
· Beberapa informasi memberikan informasi bahwa mikroalga jenis ini tahan terhadap kontaminasi dari mikroalga jenis lain dan bersifat agresif
· Pemilihan jenis mikroalga ini sebagai adalah perintis bagi pengembangan mikroalga jenis lain
Bagaimana Pengembangan spirulina di daerah lahan bekas pertambangan emas:
- Lahan bekas pertambangan emas terlebih dahulu diratakan
- Pada lahan bekas pertambangan tersebut akan dibuat bentuk kolam race ways ponds seperti pada gambar 1.
- Kolam yang dibuat dilapisi dengan semen dan plastik,hal ini untuk menghindari kontaminsasi dari cemaran merkuri dan jasad reniik atau mikroalga jenis lain yang dapat mmenggangu pertumbuhan dari spirulina
- Sumber air yang digunakan dalah air tawar yang terjamin kebersihannya
- roda pengaduk berputar dengan kecepatan 3-4 m/detik
- Tinggi kolam 60 cm dan lebar 6m dengan ketinggian air 30 cm

Perhitungan teoritis tentang produktivitas spirulina serta hasil yang diperoleh:
Berdasarkan data diatas bila bila dianggap bahwa produktivitas mikroalga adalah rata-rat 20gr/m2/hari maka untuk spirulina dengan % rendemen minyak maksimum 14% maka diperoleh: Produktivitas minyak spirulina : 14%/35% x21 ton/ha/tahun = 8,4 ton/ha/ tahun
Bila hal ini dikonversikan bahwa seluruh lahan bekas pertambangan emas tersebut dijadikan lahan pembudidyaan mikroalga khususnya spirulina maka akan ada sekitar 2.000.000 ha x 8,4 ton/ha = 16.800.000 ton/tahun dan bila di konversikan dalam liter maka akan diperoleh sebesar 13.440.000.000 liter dan bila dikonversikan dalam barrel maka akan dihasilkan sekitar 84.535.059,84 barrel
bila dikonversikan dalam berat spirulina yang dihasilkan dihasilkan dalam hektar(1 hektar(ha)=1000 per tahun dengan 1 tahun 300 hari dan produktivitas dari mikroalga rata-rata 15-25gr/m2/hari(diambil rata-rata sebesar 20gr/m2/hari) (shifrin,1984 dalam Uju dan Mita,2007).
maka dapat dihitung produktivitas mikroalga :
Produktivitas mikroalga:300 hari x 20 gr/m2/hari x 10000m2=60 ton/ha/tahun berat basah. Bila dikonversikan dalam berat kering maka akan diperoleh sekitar 12 ton karena menurut lani marliani dalam sebuah artikel majalah trubus menyatakan bahwa spirulina mengandung 80% air.Bila harga spirulina 2 jt/kg maka dihasilkan penjualan sekitar 24 miliar/ha/tahun
Alasan pengembangan spirulina pada lahan bekas pertambangan emas dikalimantan barat :
- Lahan bekas pertambangan yang luas dan belum banyak dimanfaatkan sehing masih menjadi lahan tidur
- Pemilihan pengembangan spirulina karena tersedianya pasar untuk perdagangan spirulina
- Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa kondisi lahan bekas pertambangan yang sulit untuk ditanam tanaman kembali karena kondisi dan tekstur tanah yang sudah tidak rata demikian juga miskin akan unsur hara
- Kalimantan barat yang rawan akan kebakaran hutan setiap tahahunnya yang menghasilkan banyak CO2 akan menjadi nutrisi yang baik bagi pertumbuhan spirulina serta dapat mengurangi global warming
- Kondisi alam Kalimantan barat yang hampir sesuai untuk memenuhi kebutuhan alami dari spirulina yaitu dalam hal suhu yang berkisar 22,9 – 31,05 C hal ini sesuai dengan kebutuhan suhu yang diperlukan oleh spirulina yang berkisar diantar 20-30 C.

Penulis *
*Dilham,Heri Susanto,Eldo,Astro
Mahasiswa FMIPA University Tanjungpura Pontianak
HP:081352353736 dan 081352238923
E-mail:heri_elsha@yahoo.com